Oleh: Al
Habib Muhammad Al Bagir
Di antara kebiasaan Imam Hasan
di Madinah adalah membuka lebar pintu rumahnya layaknya dapur umum.
Di zaman itu di Madinah belum
ada tempat penginapan atau hotel. Tiap hari, beliau (Imam Hasan) menyembelih
onta kecil untuk dihidangkan ke para peziarah Madinah atau orang-orang miskin
pada umumnya.
Seperti dapur umum, pagi, siang,
malam rumah itu menghidangkan makanan untuk semua orang yang berdatangan.
Suatu hari, ada orang Arab Badui
(dusun) yang datang makan. Sehabis makan, dia tidak langsung pulang, melainkan
duduk dan membungkus beberapa makanan ke dalam tas. Melihat keanehan itu, Imam
Hasan datang menyapa.
Imam Hasan: Kenapa kau mesti
membungkus? Lebih baik kau datang makan tiap pagi, siang dan malam di sini.
Biar makananmu lebih segar.
Orang Badui pun menjawab : Oh
ini bukan untukku pribadi. Tapi untuk orang tua papa yang kutemui di pinggir kota tadi. Orang itu
duduk di pinggir kebun kurma dengan wajah lesuh dan memakan roti keras. Dia
hanya membahasahi roti itu dengan sedikit air bergaram dan memakannya. Aku
membungkus makanan ini untuknya, biar dia senang.
Mendengar itu, Imam Hasan
kemudian menangis tersedu-sedu.
Badui itu heran dan bertanya:
Kenapa Tuan menangis? Bukankah tak ada yang salah jika aku kasihan dengan
lelaki miskin yang di pinggiran kota
itu?
Imam Hasan pun: Ketahuilah,
saudara Arab. Lelaki miskin yang kau jumpai itu, yang makan roti keras dengan
sedikit air bergaram itu, adalah ayahku: Ali bin Abi Thalib. Kerja kerasnya di
ladang kurma itulah yang membuatku bisa menjamu semua orang setiap hari di rmh
ini.
Subhaanallah inilah kisah
kehidupan mereka keluarga Rasulallah SAW yang selalu didalam hidupnya
memikirkan Umat sebagaimana junjungannya Baginda Rasulallah SAW selalu
menjadikan segalanya untuk Umat, dan ALhamdulillah saat ini pun hal yang
sedemikian masih dapat kita lihat dikalangan beberapa habaib (dzuriah
Rasulallah) di mekkah madinah, hadromaut dan pula di indonesia. Dan alfaqir pun
mendapati dari beberapa guru kami yang pula dalam kehidupan seperti mereka
keluarga Rasulallah yang terdahulu Subhaanallah. Mudah mudahan kita dapat
memetik hikmah dari kisah tersebut, dan semoga kita kelak dikumpulkan bersama
mereka orang-orang yang sholeh pilihan ALLAH sebagai orang-orang dimulia dari
umat ini...amiiiiin.
Dan satu pertanyaan untuk kita
semua, apakah kita pantas untuk makan makan yang mewah, dan bermewah mewahan
harta dan benda sedangkan masih banyak Umat Rasulallah SAW yang sedang
kelaparan, dan tidak memiliki apapun...??? Maka marilah kita untuk mengingat
kasih sayang yang telah dibina oleh Rasulallah SAW untuk kita jadikan jalan
kehidupan didalam diri kita.
Rasulallah SAW berasabda :
"Tidaklah seseorang diantara kalian beriman kepada ALLAH dan kepada hari
akhir yang mana mereka tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya dalam
keadaan lapar"(au kama Qola
Rasulallah)...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar