Kamis, 28 Februari 2013

Syarat Taqwa Ke Tiga Yaitu Yakin


Syarat Taqwa Ke Tiga Yaitu Yakin

Apa saja ilmu yang kita ketahui dan fahami perlu kita yakini terutamanya dalam soal-soal aqidah, keyakinan kepada Allah, kepada Rsaul, kepada malaikat dan sebagainya. Keyakinan itu harus kental, jangan dicelahi oleh syak, waham atau zan. Jangan jadikan ilmu Islam itu macam ilmu-ilmu sekular yang lain. Umpamanya sewaktu belajar ilmu ideologi, ilmu ekonomi, ilmu politik dan ilmu alam, kadang-kadang hati berkata, ``Yang benar? Apa mungkin?``


Sudah belajar ilmu ekonomi tetapi hati kecil pula berkata, ``Eh, kalau aku buat ini,apakah bisa dapat untung?``

Ada rasa was-was. Ilmu diluar Islam bisa begitu. Kalau kita belajar tentang ideologi, belajar teori politik, teori ekonomi dan sebagainya sehingga pandai dan pakar serta bisa menjelaskannya tetapi kita rasa ragu, ada syak, waham, zan atau ada rasa tanda tanya, ini tidak salah. Tetapi terhadap ilmu Islam tidak boleh begitu. Terutamanya yang ada hubungan dengan aqidah. Tidak boleh ada syak, ragu, zan atau waham. Kita harus yakin. Kita harus amalkan ilmu Islam atas dasar yakin.

Kita harus yakin dengan janji-janji Allah SWT. Kita harus yakin dengan hidup di Akhirat. Dengan balasan Syurga kalau ikut perintah Allah dan balasan Neraka kalau kita ingkar dengan perintah-Nya.

Keyakinanlah yang mendorong umat Islam teguh, kuat pendiriannya dan bercita-cita tinggi. Keyakinanlah yang mendorong umat Islam berkorban habis-habisan demi kemuliaan diri dan kemuliaan Islam. Keyakinan jugalah yang meneguhkan dan menguatkan jihad dan perjuangan. Kerana berjuang artinya berkorban. Berkorban artinya terkorban. Dalam perjuangan, pasti ada sesuatu pada diri kita yang terpaksa kita korbankan.

Teguh keyakinan menjadikan umat Islam gembira dan terhibur dengan perjuangan dan pengorbanan, dengan kesusahan dan ujian yang menimpa. Lemah keyakinan akan menjadikan umat Islam rasa terseksa dan putus asa apabila ditimpa ujian dan kesukaran. Dia akan cepat-cepat mundur dan menyerah kalah.

Syarat Taqwa Yang Ke Empat Yaitu Melaksanakan

Setelah kita mengetahui, faham dan yakin dengan ilmu-ilmu Islam, kita harus bertindak dan mengamalkannya. Perintah yang disuruh yaitu fardhu dan sunat harus dilaksanakan. Perintah yang dilarang yaitu yang haram dan makruh harus ditinggalkan. Perintah yang disuruh itu ada yang fardhu ain, ada yang fardhu kifayah. Manakala yang sunat kita laksanakan sejauh termampu. Kalau bisa, yang harus pun dijadikan ibadah yang menempuh lima syarat iaitu niatnya betul, natijahnya betul, tidak bercanggah dengan syariat dan amalan-amalan fardhu ain yang asas seperti sembahyang, puasa tidak ditinggalkan. Buah ilmu itu adalah amalannya. Sekiranya ilmu itu tidak diamalkan, jadilah ilmu yang tidak berbuah. Pepatah Arab berkata:

Maksudnya: "Ilmu yang tidak diamalkan macam pohon yang tidak berbuah."

Orang yang tidak menanam pohon durian sudah tentu tidak dapat makan buah durian. Orang yang menanam pohon durian tetapi waktu musim buah pohon duriannya tidak berbuah, maka sama nasibnya dengan orang yang tidak memiliki pohon durian. Orang yang tidak puny pohon durian dan tidak dapat makan buah durian , itu munasabah. Orang yang punya pohon durian tetapi tidak dapat makan buah durian kerana pohonnya tidak berbuah, ini malang. Bahkan dalam Matan Zubat di katakan:

Maksudnya: " Orang yang berilmu tetapi tidak beramal akan masuk ke dalam Neraka 500 tahun lebih dahulu daripada penyembah berhala. "

Oleh karena itu jangan jadikan ilmu Islam sebagai mental exercise atau riadhah akal saja. Kalau kita belajar ilmu ekonomi misalnya, tidak berdagang pun tidak mengapa. Kita belajar ilmu politik tetapi tidak berpolitik pun tidak mengapa. Tetapi ilmu Islam harus dilaksanakan.

Jadikanlah ilmu yang ada pada kita itu, yang telah kita faham sebagai panduan hidup dalam semua hal. Dalam menegakkan akhlak, dalam menegakkan masyarakat, dalam berjuang, dalam membangunkan jemaah, dalam berumah tangga, dalam ekonomi, dalam pendidikan, dalam mencari rezeki dan sebagainya. Biar benar-benar menjadi panduan hidup kita agar semua tindak-tanduk kita jadi ibadah dan diterima oleh Allah serta diberikan pahala.

Ilmu Islam adalah untuk diamal. Bukan untuk diteorikan, dislogan, diforum, diseminar dan direthorikkan dan kemudian balik hidup seperti biasa.Ini yang banyak terjadi dalam masyarakat kita. Tidak ada gunanya ilmu Islam itu dibincang, dipuji-puji ketinggiannya, ketepatannya dan kesahihannya kalau ianya tidak menjadi panduan dan amalan hidup. Yang memajukan diri dan agama itu bukan percakapannya tetapi pada perlaksanaannya. Majunya umat Islam ialah sejauh mana dia berhasil mengamalkan agamanya

=== bersambung ===

1 komentar:

  1. tempat nonton film online gratis https://goo.gl/XtLFdg

    tempat nonton film online gratis https://goo.gl/XtLFdg

    tempat nonton film online gratis https://goo.gl/XtLFdg

    tempat nonton film online gratis https://goo.gl/XtLFdg

    tempat nonton film online gratis https://goo.gl/XtLFdg

    tempat nonton film online gratis https://goo.gl/XtLFdg

    tempat nonton film online gratis https://goo.gl/XtLFdg

    tempat nonton film online gratis https://goo.gl/XtLFdg

    tempat nonton film online gratis https://goo.gl/XtLFdg

    BalasHapus